Nyai Ahmad Dahlan: Pahlawan perempuan hebat dari Indonesia

Mungkin tidak banyak yang mengetahui siapa itu Siti Walidah. Beliau adalah Nyai Ahmad Dahlan , istri dari Kyai Haji Ahmad Dahlan. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang film Nyai Ahmad Dahlan yang sudah saya tonton di bioskop.


Film Nyai Ahmad Dahlan menceritakan tentang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan yang hidup dijaman penjajahan Belanda. Nyai Ahmad Dahlan yang nama aslinya adalah Siti Walidah dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1872. Nyai Ahmad Dahlan adalah salah satu putri dari Kyai Haji Muhammad Fadhil, seorang ulama besar asal Yogyakarta. Beliau mengajari Siti Walidah mengaji, membaca, & menulis.Walaupun pada jaman itu perempuan tidak boleh bersekolah dan menjadi pintar. Perempuan hanya boleh menyapu, memasak, mencuci dan menjadi ibu rumah tangga. Tetapi orang tua Siti Walidah mengajak para perempuan untuk ikut belajar membaca, mengaji, menulis dan berbagai keterampilan lainnya. Apabila teman Siti Walidah ingin belajar membaca, mengaji, dah menulis, K.H Muhammad Fadhil dan sang istri selalu memperbolehkan temannya ikut mengaji dirumahnya. Nyai Ahmad Dahlan di didik oleh kedua orangtuanya sendiri. Setelah dewasa ia dijodohkan oleh ayahnya dengan anak dari seorang Kyai besar. Suami Siti walidah ini adalah Kyai Ahmad Dahlan.

Ada dua adegan yang paling berkesan buatku. Adegan pertama adalah pada saat Nyai Ahmad Dahlan rela memberikan perhiasan peninggalan orang tuanya untuk membantu sang suami mendirikan sekolah gratis Muhammadiyah, setelah itu Nyai Ahmad Dahlan membantu kebutuhan panglima garis depan Indonesia dengan membuat dapur umum.
K.H Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan berjuang membela Indonesia dari jajahan Belanda bukan dengan berperang, tetapi dengan menyelenggarakan pendidikan untuk rakyat Indonesia. Salah satu hal yang aku kagumi dari Nyai Ahmad Dahlan adalah, kerelaannya membantu orang-orang tua membaca, menulis, dan membantu anak-anak(perempuan) untuk bisa membaca Al-Quran walaupun beliau dalam keadaan hamil.


Nyai Ahmad Dahlan sedang mengajarkan lebih dalam tentang agama Islam

Satu adegan yang paling aku ingat dari film ini adalah saat Nyai & K.H Ahmad Dahlan pergi ke Banyuwangi untuk berdakwah. Pada saat di pantai, tiba-tiba Nyai dan K.H Ahmad Dahlan didatangi oleh sekelompok orang yang membawa senjata tajam karena tidak setuju Nyai dan K.H Ahmad Dahlan berdakwah di daerah tersebut. K.H Ahmad Dahlan berbicara baik-baik, kepada kelompok yang menyerang ini  "Untuk apa sesama muslim menyakiti satu sama lain? Semua muslim itu bersaudara."


Saat Nyai & K.H Ahmad Dahlan sedang berkunjung ke Banyuwangi

Beberapa waktu kemudian Nyai Ahmad Dahlan mendapat ide untuk membuat sebuah perkumpulan belajar khusus perempuan bernama "Sapa Tresna". Di perkumpulan ini, para ibu-ibu rumah tangga dan nenek-nenek belajar membaca huruf latin dan juga belajar mengaji, semakin lama semakin banyak ibu-ibu yang berkumpul untuk belajar bersama di sini. Suatu hari datanglah 3 orang juragan batik yang tidak suka buruh-buruh batiknya pintar. Lalu mereka bertiga meminta Nyai Ahmad Dahlan agar juga mengajari mereka menulis, mengaji, dan membaca. Dengan senang hati Nyai Ahmad Dahlan mengiyakan permintaan 3 ibu-ibu juragan batik ini. Hingga suatu hari Nyai Ahmad Dahlan berkeinginan untuk membentuk pergerakan perempuan Muhammadiyah. Menurut beliau, perempuan harus pintar mengurus keluarga & juga berpengetahuan luas.
Bebrapa waktu kemudian K.H Ahmad Dahlan mengadakan rapat untuk pembentukan organisasi perempuan bersama sahabat-sahabat beliau. Salah seorang sahabatnya mengusulkan nama Aisyiyah yang bermakna pengikut Aisyah, istri kedua Nabi Muhammad SAW. Aisyah adalah istri Nabi yang pandai, dan pernah ikut berperang. Nyai dan K.H Ahmad Dahlan sangat setuju dengan nama baru perkumpulan tersebut.

Aku kagum pada Nyai Ahmad Dahlan kaena ia adalah orang yang selalu beriman kepada Allah SWT, penyayang, berjiwa terbuka, selalu memberi contoh yang benar kepada yang muda-muda, dan sangat sabar dalam menghadapi sebuah cobaan. Walaupun ada suatu peristiwa yang sangat berat, beliau selalu berdoa kepada Allah SWT dan bersabar.

Di tahun 197l almarhum Nyai Ahmad Dahlan diangkat sebagai pahlawan perempuan nasional Indonesia.

Kata ini lah yang paling aku ingat di film ini:

"BANGSA INI ADALAH AMANAH DARI ALLAH YANG HARUS KITA JAGA HINGA AKHIR HAYAT"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibn Tufayl's: Hayy Ibn Yaqzan (A Philosophical Tale)

Tentang Lala

FOTO-FOTO "COMONWEALTH FESTIVAL OF SYNCHRONIZED SWIMMING 2015"