Berlomba di 2 negara dalam jangka waktu 3 hari(part 2)

Setelah "Asia pasific Open and age group synchronized swimming championship 2017(APSSC)" selesai, aku mengikuti perlombaan kedua dibulan desember 2017. Perlombaan ini adalah, "Indonesia Open Aquatic Championship 2017" yang di laksanakan di kolam renang baru Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Perlombaan ini diselenggarakan sebagai test event Asian Games 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumah di ajang tersebut. Ada empat cabang olahraga (cabor) aquatic yang diperlombakan di kejuaraan ini, yaitu cabor polo air, renang, loncat indah dan renang indah. Untuk cabor renang indah diikuti beberapa club dan wakil atlet dari beberapa provinsi di Indonesia.

Bersama Wisnu Wardana dan Syanda Koento(Management JAQAquatics)
Ada satu perbedaan antara perlombaan di Malaysia dan di Jakarta yaitu nomor lomba yang aku ikuti. Di Malaysia aku mengikuti lomba bedasarkan kategori kelompok umur, sedangkan di Indonesia Open aku hanya mengikuti kategori open (kelas terbuka). Ini artinya aku juga berlomba bersama atlet-atlet dari berbagai usia, dari umur 11-24 tahun. Diperlombaan ini kekuatan mentalku di uji. Aku harus melakukan solo dengan durasi lagu yang lebih panjang daripada durasi lagu solo KU B. Perlombaan ini juga banyak diikuti oleh seniorku yang  pernah mengikuti pelatnas. Salah satu usahaku untuk melatih kekuatan mentalku adalah dengan melatih tehnik-tehnik untuk menguatkan mental. Salah satu cara menguatkan mentalku adalah dengan membaca dan belajar dari buku " Bring Your A Game" dari Jennifer L. Etnier, Ph.D. Banyak hal yang aku pelajari dari buku ini. Contohnya seperti, aku belajar bahwa aku tidak dapat mengontrol semua hal di dunia ini. Aku hanya bisa mengendalikan apa yang bisa aku kontrol. Contohnya, aku tidak bisa mengendalikan tinggi badanku. Tapi yang bisa aku lakukan adalah, aku harus banyak memakan sayur, buah, ikan, daging-dagingan dan meminum susu agar nutrisi pertumbuhan fisikku terpenuhi. Hal kedua yang aku pelajari dari buku itu adalah, Negative self-talk hurts our confidence and can create a negative reality (kata-kata negatif yang kita ucapkan ke diri kita sendiri akan merusak kepercayaan diri kita dan membuat hal negatif jadi nyata) dan Positive self-talk helps our self-confidence and creates a positive reality (Kata-kata positif yang kita beri kediri kita sendiri akan membantu kepercayaan diri kita dan membuat hal positif jadi nyata). Selain kekuatan mental aku juga belajar tentang faktor-faktor yang menguatkan mental yaitu , physical characteristic (karakteristik fisik), technical skills (kekuatan tehnik), tactical abilities (kemampuan taktik), hard work (kerja keras), good coaching (Pelatih yang bagus), dan competitive challenges (tantangan perlombaan). Menurutku seorang atlet tidak akan sukses jika mereka tidak mempunyai kekuatan mental dalam diri mereka. Salah satu contoh jika seorang atlet tidak mempunyai kekuatan mental dalam dirinya sendiri adalah, jika dia mendapat tekanan yang begitu berat dia akan gampang menyerah dan memilih untuk pasrah. Tapi jika dia mempunyai kekuatan mental sejak ia masih menjadi atlet muda, walaupun ia menghadapi tekanan yang berat saat besar nanti ia akan tetap berusaha keras dengan kekuatan mental dan cara-cara lainya untuk tetap semangat melanjutkan perlombaan dan tidak akan menyerah begitu saja.

Photo taken by Wisnu Wardana
Manfaat aku belajar kekuatan mental tampak pada saat aku turun solo. Meskipun aku dapat giliran nomor 21 dari 22 atlet, aku tetap berusaha semangat dan menampilkan sebaik yang aku bisa. Pada saat hasil penilaian juri keluar, aku menempati rangking 5. Dari 4 posisi diatasku ditempati oleh senior-senior ku yang sudah pernah ikut pelatnas. Aku merasa bangga dengan hasil ini, walaupun sebenarnya aku mampu menampilkan teknik-teknik yang lebih baik. Aku juga menyadari bahwa aku masih harus banyak belajar menjaga kekuatan fisik dengan situasi lomba yang jaraknya sangat berdekatan seperti di Malaysia dan di Jakarta.

Berfoto bersama sesama atlet JAQ setelah nomor perlombaan solo free selesai
Di perlombaan ini aku belajar bahwa mental toughness, Physical characteristictechnical skillsTactical abilitiesHard workGood coaching dan competitive challanges sangat penting untuk jadi diri seorang atlet dan juga sangat penting untuk seorang atlet yang mempunyai mimpi besar (mengikuti, mengumandangi lagu Indonesia Raya dan memenangi Sea games, Asian games, World champion, Olympics dan perlombaan  besar internasional lainnya). Semoga kita bisa bersama-sama mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan membuat bendera merah putih berkibar di luar sana;) SALAM OLAHRAGA!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibn Tufayl's: Hayy Ibn Yaqzan (A Philosophical Tale)

Tentang Lala

FOTO-FOTO "COMONWEALTH FESTIVAL OF SYNCHRONIZED SWIMMING 2015"